Kampoeng Progreming Cilegon, Cahaya Sunset di Tengah Akar Rumput

 

MITRANEWS, Banten – Tepatnya di Kelurahan Lebak Denok, kecamatan Kerenceng kota Cilegon provinsi Banten, lahir sebuah gerakan sosial dari komunitas akar rumput yang menamakan dirinya sebagai kampoeng progreming, Iim Setiawan sebagai ketua dari komunitas ini sangat berharap agar program kampoeng progreming ini dapat disambut baik oleh pemerintah dan dapat diadopsi di daerah-daerah lain di Indonesia, pungkasnya. Selasa (9/9/2025)

Revolusi Senyap dari Kampung

Kampoeng Programming mendobrak mitos bahwa teknologi tinggi adalah domain eksklusif menara gading perkotaan atau kampus-kampus elite. Gerakan ini lahir dari kebutuhan, bukan kemewahan. Iim Setiawan sebagai salah seorang inisiator dari program ini mengajak juga para praktisi teknologi untuk menyasar masyarakat perkampungan dengan membawa idealisme untuk memberdayakan komunitas mereka.

Baca Juga:  Waspada! Cibinong Diguyur Hujan Petir Sore Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Lengkapnya

Ironisnya, gerakan yang murni berangkat dari kebutuhan masyarakat bawah ini seringkali berjalan dalam sunyi. Ia tumbuh secara organik, walaupun belum dilirik oleh pemerintah kota, namun ketiadaan dukungan formal ini justru memperkuat karakter kemandiriannya. Tanpa menunggu fasilitas atau anggaran birokrasi, Kampoeng Programming mengubah teras rumah, aula kelurahan, atau pos ronda menjadi laboratorium digital sederhana. Di tempat-tempat inilah “anarki” struktural dilawan dengan senjata baru dengan barisan kode.
Anak-anak muda yang sebelumnya mungkin hanya memiliki pilihan terbatas menjadi buruh pabrik, merantau tanpa keahlian pasti, atau menganggur kini diperkenalkan pada bahasa universal abad ke-21: PHP, CSS, JavaScript, Phyton dan logika algoritma bahkan IoT. Ini bukan sekadar pelatihan keterampilan; ini adalah pembagian amunisi intelektual.

Baca Juga:  Wali Kota Bekasi Tak Gunakan Tunjangan Perumahan dan Mobil Baru Sejak DiLantik

Mendemokratisasi Peluang di Era Digital
Kampoeng Programming bertindak sebagai kekuatan penyeimbang yang menawarkan demokratisasi dan peluang secara menyeluruh. di mana akses terhadap pendidikan berkualitas dan jaringan profesional seringkali ditentukan oleh latar belakang keluarga atau kekuatan finansial.

Memutus Rantai Ketergantungan

Tidak hanya bergantung pada lapangan kerja formal yang terbatas, para peserta pelatihan juga diajarkan untuk menjadi pencipta. Mereka didorong untuk mengambil proyek freelance global, membangun aplikasi untuk usaha kecil menengah (UKM) lokal, atau bahkan merintis startup skala mikro. Keahlian coding memberi mereka daya tawar langsung di pasar global, melompati batasan geografis dan birokrasi lokal. ( tatang)