MitraNews. Jakarta – Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1445 H tahun 2023 musala As Sa’adah Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara memberikan santunan kepada 50 orang anak yatim dan 53 orang duafa, minggu pagi (30/07/2023).
Ketua Panitia peringatan Tahun Baru Islam 1445 H, Darmanto, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para donatur, rekan panitia, para tamu undangan, dan semua pihak yang terlibat. Sehingga acara ini berjalan dengan lancar, ujarnya.
Ustadz Hadi Priyanto, Ketua musholla As Sa’adah menyampaikan “kegiatan ini terlaksana atas izin Allah Swt, dan kami sampaikan terima kasih kepada para jamaah, Panitia pelaksana, Ustadz Rahmat Ubaidillah selaku pembina, dan Ketua RW 013 Bapak Tri Tanto, atas bimbingan dan dukungannya terhadap kegiatan memperingati Tahun Baru Islam 1445 H, semoga kita semua selalu sehat dan selalu dalam keberkahan-Nya Allah Swt, amin, ungkapnya.
Sementara. Ketua RW 013 Kelurahan Penjaringan, Tri Tanto, dalam sambutannya “ucapan terima kasih dan apresiasi kami sampaikan kepada DKM musholla As Sa’adah yang telah melaksanakan kegiatan santunan Anak yatim dan duafa, tetap jaga silaturahmi kebersamaan dalam meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt, ucapnya.
Kegiatan memperingati Tahun Baru Islam 1445 H ini diisi dengan dakwah oleh KH Zaenal Arifin Basuni, M.A. Dalam ceramahnya menyampaikan “di bulan Muharram ini jadikan diri kita sebagai
orang yang dermawan karena orang yang murah hati akan membuat dekat dengan Allah dan makhluk dan sebaliknya orang yang bakhil, jauh sama Allah dan makhluk,
Adapun hikmah menyantuni. Pertama, kebaikan bagi diri sendiri. Dengan memberi santunan akan berlipat ganda keberkahan. Kedua, untuk merubah atau mengobati penyakit hati (sombong)
Kalau ingin sukses harus jadi orang baik orang yang selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, jaga hati, jaga lisan, dan jaga perbuatan
Adapun golongan manusia menurut Syekh Abdul Qodir al Jaelani, terdapat empat kelompok. Pertama, mereka yang tidak punya lisan dan tidak punya hati, tapi tidak dipergunakan dengan baik (Ahli maksiat).
Kedua, Kelompok orang yang dikasih lisan tetapi tidak dikasih hati, artinya omongan lisannya baik tapi tidak sesuai dengan hatinya.
Ketiga, Kelompok orang yang punya hati bagus tidak punya lisan, yakni sikap tidak banyak bicara namun aksinya nyata.
Keempat, mereka yang mau belajar, mengajar dan beramal”, tutup Kiai dalam ceramahnya.
(YS/redaksi)