MitraNews, Jawa Barat – Pejabat Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi setelah tiga bulan pelantikan menuai kontroversi karena membuat keputusan mengirim puluhan siswa yang dinilai bermasalah ke barak militer untuk menjalani pembinaan kedisiplinan.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025.
Kebijakan ini memicu polemik di kalangan pendidik dan aktivis perlindungan anak. Mereka menilai bahwa pendekatan semacam itu tidak mendidik dan berisiko menimbulkan trauma psikologis kepada peserta didik.
Meski mendapat kritik keras, ada pula pihak yang mendukung langkah tersebut sebagai bentuk penegakan disiplin dan upaya menyelamatkan generasi muda dari kenakalan remaja serta sebagai efek jera bagi peserta didik lainnya.
Perdebatan ini menjadi refleksi akan pentingnya reformasi pendidikan karakter yang tidak hanya mengandalkan hukuman fisik, tetapi pendekatan yang lebih manusiawi, mencerdaskan dan edukatif.
Langkah ini diambil sebagai solusi atas permasalahan kenakalan remaja, seperti tawuran, kecanduan game online dan perilaku menyimpang lainnya.
Program ini tidak menekankan kekerasan tetapi lebih menekankan pada pendidikan disiplin dan karakter serta perubahan perilaku yang lebih baik.
Generasi produktif untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
(Sukardi)