Pencipta Honda Ternyata Hanya Bocah Keturunan Keluarga Miskin

Mitranews – Pada tahun 1946 Jepang berkutat dengan kesulitan-kesulitan, pasca kalah dari perang dunia ke dua kelangkaan makanan, ketiadaan  sumber energi dan bahan bakar serta warga yang kehilangan tempat tinggal dan berbagai perusahaan yang guling tikar.

Namun dimasa-masa sulit seringkali ide berilian lahir, Soichiro Honda lah  orang yang memiliki ide berlian tersebut. Ia memasangkan mesin generator bekas ke sepeda kayu yang dipake tentara Jepang kala itu hingga sekarang dikenal dengan nama sepeda motor.

Setelah mesin-mesin bekas makin langka Soichiro akhirnya membuat mesin sendiri yang menjadi awal lahirnya brand sepeda motor bernama Honda.

Saat ini Honda adalah perusahaan terbesar di dunia, di Indonesia saja perusahaan ini menguasai pasar hingga tujuh puluh persen bahkan sampai delapan puluh persen pasar nasional mereka juga memproduksi mobil dan kendaraan lainnya.

Gambar: andafcorp.com
Gambar: andafcorp.com

Tapi banyak yang belum tahu kisah Soichiro Honda yang terlahir dari keluarga miskin yang bertaruh nasib dengan melamar kerjaan di usia lima belas tahun. Ia pernah menjadi ‘baby sister’ sempat menjadi pembalap bahkan ia tak luput dari kesulitan-kesulitan yang mendera hidupnya.

Namun dengan semangatnya membuat  Honda dikenal dan salah satu brand paling terpercaya di dunia, lewat kendaraan sepeda motor, mobil peralatan perkebunan, generator bikin pesawat jet pribadi bahkan di dunia robotik lewat robot Asimo.

Seperti sudah ditulis diatas, Soichiro Honda orang yang lahir di Shizuoka  sudah tertarik dunia permesinan sejak kecil. Ia belajar dengan membantu ayahnya yang seorang pandai besi yang menjalankan revarasi sepeda.

Suatu waktu Soichiro kecil pertama kalinya melihat dengan mata kepalanya sendiri orang mengendari mobil sehingga ia sangat tertarik dengan kendaraan mobil da bertekan menggeluti dunia otomotif.

Setelah ‘drop out’ dari sekolah diusia lima belas tahun Soichiro melamar pekerjaan perbaikan bengkel mobil di Tokyo bernama Art Shokai milik Yuzo Sakakibara.

Namun Yuzo menganggap Soichiro masih dianggap ‘bocah ingusan’ sehingga ia dipekerjakan menjaga anak Yuzo Sakakibara, di tahun 1922.

Barulah di tahun bisnis itu berkembang dan memiliki banyak pelanggan ‘sang bos’ mau tidak mau melibatkannya mulai dari pekerjaan rendahan hingga menjadi mekanik paling handal di perusahaan dan menjadi kepercayaan Yuzo Sakakibara.

Soichiro menganggap bahwa dunia otomotif selain menjadi pekerjaan ia juga menganggap sebagai pasionnya. Saking Jagonya Soichiro hingga diajakan oleh bosnya sisi bisnis perusahaan itu.

Di jaman ini Art Shokai juga terlibat dalam meravarasi mobil-mobil balap, Soichiro juga terlibat dalam projects ini bahkan mereka pernah membuat mesin balap ‘Curtiss Racer’ yang mesinnya diambil dari pesawat ‘American Curtiss Biplane’.

Awalnya cuma jadi mekanik, yang akhirnya ia jadi pembalap hingga dunia balapan ini jadi pasion lain Soichiro. Namun, karena mengalami kecelakaan hebat dan beberapa tahun mengalami cedera berat akhirnya ia mundur dari dunia balap.

Nah, Art Shokai buka cabang di Hamamatsu Sang Bos nunjuk Soichiro yang waktu itu baru berumur dua puluh satu tahun menjadi bos di perusahaan cabang tersebut.

Namun bisnis tersebut tidak berjalan baik karena umumnya tidak banyak orang mempercayakan mobilnya terhadap anak muda berusia dua puluh satu tahun.

Namun, perlahan dan pasti Soichiro mendapatkan kepercayaan dan karenanya sukses di cabang Art Shokai ini. Seiring waktu, Soichiro menganggap kemampuan perusahaannya bisa memproduksi suka cadang atau komponen tertentu, misalnya piston mesin.

Namun karena tidak disetujui oleh pemimpin tertinggi Art Shokai ia memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri dan keluar dari Art Shokai.

Nama perusahaan yang ia dirikan namanya adalah Tokai Seiki, pelayanan eror, jatuh bangun dirasakan oleh Soichiro di awal-awal mengelola perusahaannya.

Akhirnya di tahun 1939 ia bisa membuat piston yang sesuai standar pasar yang akhirnya di pesan oleh banyak perusahaan lain, salah satunya adalah perusahaan Toyota.

Namun pada akhirnya perusahaan yang sedang naik daun ini diambil oleh pemerintah Jepang saat perang dunia kedua. Toyota mengambil alih empat puluh persen saham Tokai Seiki, dan setelah perang selesai dengan kehancuran Jepang pengunduran perusahaan Jepang yang akhirnya sisa sahamnya pun dijual Soichiro ke Toyota.

Pasca perang Soichiro berinovasi memasangkan mesin generator bekas perang kesepeda, jadilah sepeda motor. Karena stock mesin bekas habis Soichiro merancang mesinnya sendiri di tahun 1947 ia memperkenalkan mesin A Type yang pertama kalinya diberi label Honda.

Ini menyusul lahirnya motor Campeni Honda di tahun 1948. Karena tidak punya modal Soichiro kemudian menulis surat kepada perusahaan sepeda sebanyak delapan belas ribu perusahaan.

Kemudian, sebanyak tiga ribu perusahaan membalas dan memberikan pendanaan. Dengan modal lengkap lahirlah model motor Honda pertama lengkap model D. Ditahun-tahun berikutnya Honda terus memperuduksi motor Honda yang sukses dipasaran.

Misalnya Super Cub, motor ini dijual Amerika Serikat dengan harga seperempat harga buatan asli Amerika Serikat yang membuatnya laku keras.

Honda juga mengembangkan berbagai jenis mobil. Honda makin besar hingga saat ini.

Soichiro Honda meninggal pada tanggal 5 Agustus 1991, ia meninggalkan warisan brand yang melegenda. Di dunia motor sport pun tak kalah, Honda menguasai Moto GP diera Marc Marquez dibalapan mobil F1 Redbull yang sudah juara di dua musim ini ia pun memakai mesin Honda.

Kita bisa berkaca pada Soichiro Honda, sesungguhnya pada warisannya adalah pantang menyerah dan semangat berusaha.

Dan untuk kita, sebagai pengingat bahwa Soichiro seorang bocah miskin dari pelosok yang menjadi orang hebat.

Sumber: YouTube/Pinterpolitik

Penulis: Arman | Editor: Arman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *